2015 Indonesia semakin terjual
dan menderita, begitulah sepenggal tema yang diangkat dalam agenda Diskusi
Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia (DPMMI) di solo yang diselenggarakan oleh
Lajnah Khusus Mahasiswa Hizbut Tahrir Indonesia 25 Oktober 2015. “Sejak krisis tahun 1997 Amerika
dan Barat terang-terangan menjajah Indonesia secara politik dan ekonomi.
Melalui IMF, mereka memaksa Presiden Soeharto menerima pinjaman LN, membuka
masuknya modal asing dan keharusan menjual asset negara kepada swasta atau
asing. Kebijakan ini berlanjut dengan dijualnya 14% saham PT
Semen Gresik ke Cemex Mexico, 51% saham PT
Pelindo II ke investor Hongkong, 49%saham PT Pelindo III ke investor Australia di masa BJ
Habibie. Pemerintahan Megawati menjual Gas Alam ke Cina, Indosat ke
Singtel Singapore. Termasuk Telkomsel, BCA, Bank Danamon, Bank
Internasional Indonesia dan lainnya dijual ke investor asing. Pemerintahan SBY semakin rajin mengobral aset Negara, tercatat 36
BUMN terjual” Tutur Bambang Pranoto Bayu Aji Ketua Panita disela-sela acara.
Bambang juga menyampaikan bahwa Agenda diskusi ini merupakan bentuk kecintaan tertinggi
pergerakan mahasiswa muslim di seluruh Indonesia terlebih khusus jawa dan bali
terhadap negeri dan rakyat Indonesia ini, hal ini Nampak sekali dengan dihadari
oleh lebih dari 650 mahasiswa dari berbagai elemen pergerakan mahasiswa baik
intra maupun ekstra kampus. Para narasumber dalam diskusi ini yang bertindak
sebagai pemantik awal berasal dari masing-masing provinsi se-jawa yaitu Jawa
Timur diwakili oleh Ary Naufal dari kampus UNAIR, Jawa Tengah diwakili oleh
Ezufatrin dari kampus UNDIP, DIY diwakili oleh Yayan dari kampus UGM, Jawa
Barat diwakili oleh Ipank Fathin dari kampus UNPAD, Jakarta diwakili oleh Rizky
Fatamazaya dari kampus UIN Jakarta. Diskusi yang dilaksanakan dari pagi hingga
sore di Aula gedung 3 kampus UNS ini berjalan dengan lancar dan dinamis.
Diskusi yang berjalan seharian penuh ini menghasilkan resolusi pergerakan
mahasiswa yang dibacakan oleh Zaim Ahmad dengan isi resolusi sebanyak 4 butir:
1. Sesungguhnya seluruh rakyat dan mahasiswa merasakan Indonesia
semakin terjual dan menderita oleh Amerika dan negara-negara Barat akibat
diterapkannya sistem sekuler yakni sistem politik demokrasi dan sistem ekonomi
kapitalisme liberal .
2. Oleh karena itu, kami menyeru kepada Presiden Jokowi-JK untuk
segera menghentikan sistem
sekuler ini dan mengusir segala bentuk penjajahan itu dan menggantikannya
dengan sistem Islam, dengan cara menerapkan syariah Islam secara kaffah dalam
bingkai Khilafah sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Inilah
satu-satunya solusi yang benar, yang akan membawa rahmatan lil’alamin atau kebaikan bagi
negeri ini, sekarang dan yang akan datang.
3. Dengan syariat Islam, seluruh aspek
kehidupan bermasyarakat dan bernegara akan diatur dengan cara yang benar.
Ekonomi akan tumbuh, stabil dan akan memberikan keadilan dan kesejahteraan
kepada seluruh rakyat. SDA yang melimpah itu akan dikelola oleh negara
untuk rakyat. Berupa pelayanan gratis
atau biaya terjangkau di bidang kesehatan, pendidikan, keamanan dan pemenuhan
bahan pokok. Dan dengan kekuatan khilafah, penjajahan baru dalam segala
bentuknya bisa dihentikan dengan segera.
4. Apabila tuntutan Kami tidak dipenuhi
maka kami akan terus berjuang menggalang seluruh Gerakan Mahasiswa Muslim
Indonesia untuk melakukan Revolusi Islam demi mewujudkan Indonesia merdeka
dengan syariah dan khilafah.
Setelah pembacaan resolusi dilanjutkan dengan penanda tanganan
dukungan terhadap perjuangan penegakan syariah dan khilafah oleh perwakilan
organisasi-organisasi yang hadir. Pada akhir acara ini
dilaksanakan aksi singkat oleh seluruh peserta diskusi ke depan kampus UNS dengan
dipimpin oleh Hanif Ansorullah sebagai bentuk pengukuhan perjuangan dan bentuk
seruan kepada masyarakat bahwa pergerakan mahasiswa islam saat ini tidak mati.