26 December 2015


Berikut kami hadirkan lantunan indah dari murattal Syaikh Abu Bakar Al Shatri,  Sedikit tentang beliau,

Namanya adalah Abu Bakar Ibnu Muhammad Al Shatri, ia lahir pada tahun 1970 di Jeddah (Arab Saudi), ia adalah imam dan Al-Qur’an qari di Saudi. Saat ini ia adalah imam Masjid Al Furkane di Hay Annassim, Jeddah.


Download murattalnya pada link berikut:

30 JUZ Download

1 Al Faatihah 7 Download
2 Al Baqarah 286 Download
3 Ali 'Imran 200 Download
4 An Nisaa' 176 Download
5 Al Maa-idah 120 Download
6 Al An'am 165 Download
7 Al A'raaf 206 Download
8 Al Anfaal 75 Download
9 At Taubah 129 Download
10 Yunus 109 Download
11 Huud 123 Download
12 Yusuf 111 Download
13 Ar Ra'd 43 Download
14 Ibrahim 52 Download
15 Al Hijr 99 Download
16 An Nahl 128 Download
17 Al Israa' 111 Download
18 Al Kahfi 110 Download
19 Maryam 98 Download
20 Thaahaa 135 Download
21 Al Anbiyaa' 112 Download
22 Al Hajj 78 Download
23 Al Mu'minuun 118 Download
24 An Nuur 64 Download
25 Al Furqaan 77 Download
26 Asy Syu'araa' 227 Download
27 An Naml 93 Download
28 Al Qashash 88 Download
29 Al 'Ankabuut 69 Download
30 Ar Ruum 60 Download
31 Luqman 34 Download
32 As Sajdah 30 Download
33 Al Ahzab 73 Download
34 Saba' 54 Download
35 Faathir 45 Download
36 Yaasiin 83 Download
37 Ash Shaaffat 182 Download
38 Shaad 88 Download
39 Az Zumar 75 Download
40 Al Mu'min 85 Download
41 Fushshilat 54 Download
42 Asy Syuura 53 Download
43 Az Zukhruf 89 Download
44 Ad Dukhaan 59 Download
45 Al Jaatsiyah 37 Download
46 Al Ahqaaf 35 Download
47 Muhammad 38 Download
48 Al Fath 29 Download
49 Al Hujuraat 18 Download
50 Qaaf 45 Download
51 Adz Dzariyaat 60 Download
52 Ath Thuur 49 Download
53 An Najm 62 Download
54 Al Qamar 55 Download
55 Ar Rahmaan 78 Download
56 Al Waaqi'ah 96 Download
57 Al Hadiid 29 Download
58 Al Mujaadilah 22 Download
59 Al Hasyr 24 Download
60 Al Mumtahanah 13 Download
61 Ash Shaff 14 Download
62 Al Jumu'ah 11 Download
63 Al Munaafiquun 11 Download
64 At Taghaabun 18 Download
65 Ath Thalaaq 12 Download
66 At Tahriim 12 Download
67 Al Mulk 30 Download
68 Al Qalam 52 Download
69 Al Haaqqah 52 Download
70 Al Ma'aarij 44 Download
71 Nuh 28 Download
72 Al Jin 28 Download
73 Al Muzzammil 20 Download
74 Al Muddatstsir 56 Download
75 Al Qiyaamah 40 Download
76 Al Insaan 31 Download
77 Al Mursalaat 50 Download
78 An Naba' 40 Download
79 An Nazi'at 46 Download
80 'Abasa 42 Download
81 At Takwiir 29 Download
82 Al Infithaar 19 Download
83 Al Muthaffifiin 36 Download
84 Al Insyiqaaq 25 Download
85 Al Buruuj 22 Download
86 Ath Thaariq 17 Download
87 Al A'laa 19 Download
88 Al Ghaasyiyah 26 Download
89 Al Fajr 30 Download
90 Al Balad 20 Download
91 Asy Syams 15 Download
92 Al Lail 21 Download
93 Adh Dhuhaa 11 Download
94 Alam Nasyrah 8 Download
95 At Tiin 8 Download
96 Al 'Alaq 19 Download
97 Al Qadr 5 Download
98 Al Bayyinah 8 Download
99 Al Zalzalah 8 Download
100 Al 'Aadiyaat 11 Download
101 Al Qaari'ah 11 Download
102 At Takaatsur 8 Download
103 Al 'Ashr 3 Download
104 Al Humazah 9 Download
105 Al Fiil 5 Download
106 Quraisy 4 Download
107 Al Maa'uun 7 Download
108 Al Kautsar 3 Download
109 Al Kaafiruun 6 Download
110 An Nashr 3 Download
111 Al Lahab 5 Download
112 Al Ikhlash 4 Download
113 Al Falaq 5 Download
114 An Naas 6 Download



Al-Afasy nama lengkapnya Shaikh Mishary Rashid Ghareeb Mohammed Rashid Al-Afasy adalah seorang munsyid, hafiz dan imam berkebangsaan Kuwait. Al-Afasy banyak dikenal karena resital Al-Quran dan nasyid yang dilantunkannya. Salah satu nasyidnya yang sangat populer yang berjudul Qolbi Ashghiir (My Small Heart). Al-Afasy sering muncul dalam acara pembacaan Al-Quran di televisi-televisi di kawasan Timur Tengah.
Pada tanggal 25 Oktober 2008, Al-Afasy menerima penghargaan Arab Creativity Oscar yang disponsori oleh Sekjen Liga Arab, Amir Musa, atas jasa-jasanya dalam mendakwahkan ajaran Islam yang damai dan santun dengan memanfaatkan berbagai media.

bagi teman-teman yang menginginkan mendengarakan lantunan indah firman-firman Allah dari syaikh alafasy, silahkan download klick link berikut Download


Syaikh Abdullah bin Muhammad Al-Mathrud.  imam dan khatib di Masjid jami’ الأمير بندر بن عبد العزيز آل سعود, bacaanya tenang dan khusyu’ dengan suara enak. Semoga Allah menjaganya. Ia juga seorang guru pada sekolah menghafal Al-Quran tingkat menengah, dan kedua  Riyadh. Ia mempunyai kisah bagaimana ia mendapat hidayah yang ia ceritakan sendiri.

Syaikh Abdullah Al-Mathrud bercerita tentang kisah ia mendapat hidayahnya, ia berkata: Aku  pada awal kehidupanku di sekolah saya persiapan (SD) dan sekolah menengah adalah seorang penyanyi, di mana aku bernyanyi di atas panggung, aku juga seorang atlet olahraga di mana saya mendapat tempat utama dalam permainan senam pada tahap dasar di daerah Riyadh. Dan saya adalah seorang penjaga gawang dalam permainan sepakbola, aku juga  bermain tenis dan bola voli, begitu halnya saya adalah seorang aktor, dan mendapat tempat utama di kerajaan Saudi di wilayah Jeddah. Di awal aku sekolah menengah ada seorang ustadz yang mulia bernama Falah bin Mubarak al-atari yang mengajar di sekolah menengah Riyadh. Dialah yang merupakan salah satu alasan yang membuat saya menempuh jalan hidayah, dan dakwah kepada Allah. Ia mendengar suaraku dalam membaca Al-Qur’an, lalu ia memotivasi saya dan berkata; “Sesungguhnya itu adalah lebih baik daripada bernyanyi”. Maka Aku mulai menghapal Al-Quran dan lagu-lagu Islami, dan aku menetapi jalan yang indah ini. Termasuk motivasinya untuk saya adalah; ia mempersilahkan saya untuk menjadi imam di sebuah masjid, dan kemudian Allah membuka bagi saya, dan aku berjalan pada jalan yang benar. Bagi Allah segala puji.


30 JUZ DOWNLOAD

05 November 2015



Gagal fokus merupakan kata sindiran untuk semua pihak yang gagal dalam mengarahkan biduk perjuangan kearah fungsi dirinya. Lebih parah lagi banyak yang gagal memahami jatidirinya, tentang siapa dia, untuk apa dia dan apa yang harus dilakukan. Kegagalan memahami jatidiri akan berakibat gagal dalam menentukan orientasi diri, gagal dalam menentukan orientasi diri akan membuahkan kegagalan dalam aksi. fenomena semacam ini banyak ditemukan pada diri anak muda hari ini, para generasi yang seharusnya menjadi tumpuan masa depan justru hadir menjadi beban sejarah sebuah peradaban, sebuah generasi yang gagal memahami jatidirinya. generasi semacam ini terbentuk akibat dari kesembronoan para penguasa dalam mengkreasi sebuah tatanan sosial termasuk bidang pendidikan untuk masyarakat, akibat yang ditimbulkan dari kesembronoan ini tidak terurusnya aset-aset negara termasuk aset generasi. kita coba refleksi kondisi mahasiswa dan pergerakannya dalam 1 dekade terkahir ini, pasca reformasi peregerakan mahasiswa mulai melemah dan berubah menajadi tunggangan poltik praktis, hal ini tidak bisa dipungkiri karena sebagian besar aktor-aktor politk mahasiswa pada masa reformasi saat ini telah menjadi penguasa rezim, dan generasi penerus peregerakan mahasiswa berada dibawah kaderisasi mereka, maka adalah sebuah kelaziman jika kita menyakasikan peregakan mahasiswa saat ini telah kehilangan taringnya, sejatinya bukan taringanya yang hilang namun akal pemainnya yang telah didrive oleh para pengauasa yang tidak lain tidak bukan adalah para alumni dan guru-guru pergerakan mereka.

Sebagian besar aktivis pergerakan mahasiswa saat ini adalah orang-orang yang tidak tumbuh secara alami berangkat dari alam kesadaran nurani, namun tumbuh atas pengkaderan ala penguasa tiran. Yang bersemayam dalam akal mereka bukan lagi terlahir dari pencarian dan perenungan namun lebih karena doktrin-doktrin kesibukan yang tak berorientasi. Hal ini adalah wajar mengingat siapa yang mendidik mereka menjadi aktivis, tidak lain tidak bukan adalah para aktivis sebalum mereka yang saat ini menjadi penguasa, sehingga arah pemikiran dan analisis semua tidak ditentukan oleh diri pribadi namun oleh para aktor dibalik sebuah pergerakan, ini bukan ideologi apalagi bahasa mabda' ini hanya sebuah doktrin analisis lemah yang telah lama diajarkan kepada mereka dan mengendap dalam pola fikri hingga mengkristal mejadi pola sikap.

Maka dari itu, jika kita saksikan hari ini kita akan menemukan betapa banyak mahasiswa saat ini yang aktif sebagai aktivis namun hanya vokal dalam berbicara dan berdebat tanpa tawaran konsep perubahan yang jelas, bahkan ironisnya lebih banyak lagi yang ngaku aktivis tapi hanya sibuk menunaikan agenda tahunan yang membosankan tak mendidik apalagi mengubah masyarakat. Kepuasan dalam berorganisasi didapat ketika Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) diterima oleh senior, karier politk kampus dianggap sebuah status sosial yang layak untuk diperebutkan, posisi puncak dalam sebuah entitas organisasi dianggap sebuah puncak karier dan simbol kesuksesan terbesar, meski setaip kali ditanya tentang tawaran perubahan apa yang akan dilakukan, jawabannya ngalor-ngidul susah dipahami dan tak berpijak pada ideologi, ini semua disebabkan karier politik kampus hanya dijadikan pijakan untuk melompat kedunia kerja, dalam kata lain hanya untuk memperpanjang rentetan curriculum vitae saat menjadi job seeker. Menyedihkan memang, dipundak orang semacam ini nasib rakyat akan dibebankan, bahkan masa depan bangsa ini juga ada dipundak mereka, akan jadi apa bangsa ini dipimpin oleh orang-orang lemah seperti ini?

Menengok pergerakan mahasiswa yang menjadi tulang punggung aktivitas keritik mahasiswa juga tak jauh berbeda dengan kondisi umum ditengah-tengah mahasiswa. Berawal dari para aktivis yang telah didik ala didikan penguasa, lalu berlanjut menjadi penggerak gerakan yang dibentuk dan dibesarkan penguasa, lalu atas dasar apa saat mereka melihat penyimpangan penguasa mereka akan berteriak melawan? untuk paham apakah itu penyimpangan atau tidak saja mereka tidak mampu, mengapa bisa seperti itu? jawabannya tidak lain tidak bukan karena didalam otak mereka telah diberikan standar ala penguasa. Baik dan buruk menurut penguasa akan menjadi baik dan buruk menurut mereka, benar dan salah menurut penguasa akan menjadi benar dan salah menurut mereka. Betapapun mereka berteriak tentang independensi, tentang netralitas namun fakta tak dapat dihindari. Diamnya gerakan mahasiswa saat menyaksikan kerusakan penguasa memang terdapat benang merah yang jelas, terutama jika penguasa tersebut adalah alumni pergerakan tersebut, yang dipertaruhkan adalah kehormatan organisasi. Disisi lain ada sebagaian pergerakan yang bergerak saat terdapat kebijakan yang meriugikan rakyat, namun ia tidak bergerak saat ada kasus lain yang sama-sama merugikan rakyat, usut-punya usut mereka bergerak akibat permainan politik untuk menjatuhkan citra lawan politik, siapa dibalik aktor-aktor ini semua ada beberapa kemungkinan, pertama ikatan ketaatan terhadap senior (karean diperintah senior yang telah menjadi penguasa), kedua ada politik uang alias masa bayaran untuk membentuk sebuah opini tertentu atau mengalihkan opini tertentu.

Kondisi yang menjangkiti hampir sebagian besar pergerakan mahasiswa ini membawa efek pada aksi nyata mereka, arah perjuangan hanya dimaknai sebatas instanitas hasil, sebuah gerak yang berefek langsung dianggap aksi nyata sedangkan aktivitas intelektual dianggap basa-basi bahasa diplomasi. Pergerakan mahasiswa tidak lagi menjadi kendaraan edukasi politik pada masyarkat namun hanya sebatas aktivitas sosial yang mengahasilkan efek sementara pada masyarakat tanpa mengubah esensi lebih mendasar pada perubahan fundamental. Aktivitas mengontrol penguasa tidak lagi menjadi identitas yang menonjol pada diri mahasiswa, disamping terdapat masif nya stigmaisasi negatif oleh segenap civitas akademika, mahasiswa demo dianggap kecacatan cara berpikir tentang perubahan, sedangkan mahasiswa yang membagikan baju, membagikan makanan, menanam pohon di pantai, pemenang lomba-lomba ilmiyah dianggap pejuang yang sesungguhnya. Saya katakan bukan sesuatu yang salah aktivitas sosial, bukan sesuatu yang buruk menanam pohon dipantai, bukan sesuatu yang hina menjadi pemenang lomba, bahkan itu merupakan suatu aktivitas yang istimewa, aktivitas yang mulia, namun jika yang diharapkan adalah perubahan masyarakat apalagi negara atau kebangkitan rakyat, ini namanya gagal fokus.

Gagal fokus memiliki makna kegagalan dalam menatap tujuan yang seharusnya dituju, sebagai sebuah gerakan maka tidak ada kata lain selain sebagai penyambung lidah rakyat, agar hati-hati bebal para penguasa mau tunduk pada apa teriakan rakyat. Mengobati penyakit gagal fokusi ini tidak lain tidak bukan kembali senantiasa duduk bersama anatar gerakan untuk berdiskusi dengan kepala dingin dan lapang dada, agar mahasiswa dapat kembali melihat tentang jatidirinya bahwa ia bukan hanya gerakan sosial, juga bukan hanya kaum akademisi namun ia adalah para pahlawan rakyat, ia adalah para penyambung lidah rakyat. Oleh karena itu jangan gerah kawan-kawan jika diundnag berdiskusi bersama, jangan lari kawan jika diajak bertukar pikiran, jangan sungkan kawan mengakui kekuatan ide mitra jika memang begitulah faktanya.







 2015 Indonesia semakin terjual dan menderita, begitulah sepenggal tema yang diangkat dalam agenda Diskusi Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia (DPMMI) di solo yang diselenggarakan oleh Lajnah Khusus Mahasiswa Hizbut Tahrir Indonesia 25 Oktober 2015. “Sejak krisis tahun 1997 Amerika dan Barat terang-terangan menjajah Indonesia secara politik dan ekonomi. Melalui IMF, mereka memaksa Presiden Soeharto menerima pinjaman LN, membuka masuknya modal asing dan keharusan menjual asset negara kepada swasta atau asing. Kebijakan ini berlanjut dengan dijualnya 14% saham PT Semen Gresik ke Cemex Mexico, 51% saham PT Pelindo II ke investor Hongkong, 49%saham PT Pelindo III ke investor Australia di masa BJ Habibie. Pemerintahan Megawati menjual Gas Alam ke Cina,  Indosat ke Singtel Singapore. Termasuk Telkomsel, BCA, Bank Danamon, Bank Internasional Indonesia dan lainnya dijual ke investor asing. Pemerintahan SBY semakin rajin mengobral aset Negara, tercatat 36 BUMN terjual” Tutur Bambang Pranoto Bayu Aji Ketua Panita disela-sela acara.

Bambang juga menyampaikan bahwa Agenda diskusi ini merupakan bentuk kecintaan tertinggi pergerakan mahasiswa muslim di seluruh Indonesia terlebih khusus jawa dan bali terhadap negeri dan rakyat Indonesia ini, hal ini Nampak sekali dengan dihadari oleh lebih dari 650 mahasiswa dari berbagai elemen pergerakan mahasiswa baik intra maupun ekstra kampus. Para narasumber dalam diskusi ini yang bertindak sebagai pemantik awal berasal dari masing-masing provinsi se-jawa yaitu Jawa Timur diwakili oleh Ary Naufal dari kampus UNAIR, Jawa Tengah diwakili oleh Ezufatrin dari kampus UNDIP, DIY diwakili oleh Yayan dari kampus UGM, Jawa Barat diwakili oleh Ipank Fathin dari kampus UNPAD, Jakarta diwakili oleh Rizky Fatamazaya dari kampus UIN Jakarta. Diskusi yang dilaksanakan dari pagi hingga sore di Aula gedung 3 kampus UNS ini berjalan dengan lancar dan dinamis. Diskusi yang berjalan seharian penuh ini menghasilkan resolusi pergerakan mahasiswa yang dibacakan oleh Zaim Ahmad dengan isi resolusi sebanyak 4 butir:

1.      Sesungguhnya seluruh rakyat dan mahasiswa merasakan Indonesia semakin terjual dan menderita oleh Amerika dan negara-negara Barat akibat diterapkannya sistem sekuler yakni sistem politik demokrasi dan sistem ekonomi kapitalisme liberal .
2.      Oleh karena itu, kami menyeru kepada Presiden Jokowi-JK untuk segera menghentikan sistem sekuler ini dan mengusir segala bentuk penjajahan itu dan menggantikannya dengan sistem Islam, dengan cara menerapkan syariah Islam secara kaffah dalam bingkai Khilafah sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Inilah satu-satunya solusi yang benar, yang akan membawa rahmatan lil’alamin atau kebaikan bagi negeri ini, sekarang dan yang akan datang.
3.      Dengan syariat Islam, seluruh aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara akan diatur dengan cara yang benar. Ekonomi akan tumbuh, stabil dan akan memberikan keadilan dan kesejahteraan kepada seluruh rakyat. SDA yang melimpah itu akan dikelola oleh negara untuk  rakyat. Berupa pelayanan gratis atau biaya terjangkau di bidang kesehatan, pendidikan, keamanan dan pemenuhan bahan pokok. Dan dengan kekuatan khilafah, penjajahan baru dalam segala bentuknya bisa dihentikan dengan segera.
4.      Apabila tuntutan Kami tidak dipenuhi maka kami akan terus berjuang menggalang seluruh Gerakan Mahasiswa Muslim Indonesia untuk melakukan Revolusi Islam demi mewujudkan Indonesia merdeka dengan syariah dan khilafah.  

Setelah pembacaan resolusi dilanjutkan dengan penanda tanganan dukungan terhadap perjuangan penegakan syariah dan khilafah oleh perwakilan organisasi-organisasi yang hadir. Pada akhir acara ini dilaksanakan aksi singkat oleh seluruh peserta diskusi ke depan kampus UNS dengan dipimpin oleh Hanif Ansorullah sebagai bentuk pengukuhan perjuangan dan bentuk seruan kepada masyarakat bahwa pergerakan mahasiswa islam saat ini tidak mati.


09 March 2015



Saat Tulisan ini saya buat, bertepatan dengan hari akan diselenggarakannya acara kuliah umum (Selasa, 10 maret 2015 jam 11.00 gedung prof.soedarto undip tembalang) dengan tema “The Development of Strategic Partnership between U.S. and Indonesia” dan tulisan ini adalah salah satu bentuk kekecewaan saya. Saya tau setiap sikap dan tindakan tak lain tak bukan karena pemahaman yang ada dalam benak kitalah yang mempengaruhinya, jika pemahaman kita menganggap benar sesuatu yang salah maka akan nampak benar apa yang salah itu, begitupun sebaliknya. Namun dalam tulisan ini saya tidak akan memberikan kuliah kepada para pembaca sekalian, saya hanya ingin mengatakan ada pemahaman yang salah dari generasi muda mahasiswa saat ini termasuk organisasi mereka. Kecerdasan politik mahasiswa telah semakin tumpul, teriakan perlawanan tidak lagi meluncur lantang dari lidah dan kepalan tangan mereka, namun justru bersahabat dengan musuh rakyat. Aneh, sebuah organisasi mahasiswa terbesar disebuah kampus menjadi penyelenggara acara menjijikan ini, apakah ingin kita sampaikan pada rakyat bahwa mahasiswa hari ini telah menjadi sahabat para kaum imperialis?

Amerika memiliki track record kebiadaban yang terlalu panjang untuk dijabarkan, tangan-tangan mereka masih berlumur darah kaum muslimin dan berbagai bangsa lainnya, dari negeri merekalah segala kekayaan alam dunia dihabiskan, melalui moncong-moncong senjata merekalah ribuan nyawa melayang di Afganistan dan Iraq, serta berbagai negara lainnya, termasuk  Indonesia telah kehilangan sebagaian besar kekayaan alamnya. Amerika telah dan mengontrol habis-habisan bangsa ini melalui lembaga-lembaga multinasional yang dikendalikan olehnya seperti International Monetery Fund (IMF), World Bank, World Trade Organization (WTO) dan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Salah satunya adalah Freeport Indonesia tambang Amerika yang berpusat di New York, yang beroperasi di Papua sejak awal Orde Baru, telah menghancurkan dua gunung besar yang menjadi kebanggaan nasional, akan tetapi rakyat Papua tetaplah suku bangsa minoritas, terasing dan terbelakang di tanahnya sendiri. Exon Mobil Oil dan Santa Fe di Cepu dan Bojonegoro, beroperasi dan mengeruk keuntungan besar karena konsesi yang penuh KKN dengan Rezim Boneka Imperialis dalam negeri, rakyat hanya bisa melihat mobil bagus melintas lalu lalang, dan sekonyong-konyong daerahnya berunah ramai, harga barang dan jasa naik, angka kriminalitas meningkat, karena menurunnya daya hidup. New Mont Indonesia sebuah perusahaan tambang emas Amerika, yang beroperasi di Kalimantan, Sulawesi dan NTB  keadaannya sama saja. Kesenjangan antara pendapatan ekspatriat asing dengan buruh Indonesia dengan jabatan yang sama menjadi bom waktu yang setiap saat akan meledak. Demikian juga telah membuat nelayan-nelayan di Selat Alas kehilangan mata pencaharian karena limbah bawah laut telah menghancurkan terumbuh karang dan membunuh ikan-ikan yang ada diperairan tersebut.

Penindasan ini menjadi kian panjang dengan masuknya mereka ke dalam pertanian rakyat, melakukan konsolidasi tanah dengan sistem Pertanian Kontrak, menyewa tanah petani dengan masa waktu yang panjang, 25 hingga 30 tahun, untuk menanam kapas dan jagung serta beberapa tanaman lain yang menguntungkan mereka. Petani akan menjadi buruh tani sepanjang waktu itu dan mereka akan mengeruk keuntungan tanpa batas.

Saya rasa tidak perlu saya ungkapkan semua kebiadaban amerika pada tulisan kali ini, di dunia maya maupun cetak telah tersebar begitu banyak data dan fakta yang tak terbantahkan akan hal itu, silahkan dibrousing sendiri. Namun ada hal yang paling urgen untuk dikemukakan adalah tentang sikap kita sebagai mahasiswa menyikapi peristiwa ini, ada hal yang sangat membuat saya kaget yaitu saat saya menyaksikan ternyata panitia penyelenggaranya adalah sebuah organisasi terbesar dikampus undip yaitu BEM KM Undip, mengapa saya merasa kaget kerena harusnya mahasiswa cerdas dalam berpikir dan bertindak serta kokoh dalam pendirian, tapi kali ini yang saya saksikan justru menjadi panitia acara yang didatangi oleh duta besar negara yang jelas-jelas memiliki keculasan perilaku. Menurut dugaan saya  hal ini dikarenakan lemahnya pemikiran politis mahasiswa termasuk para aktivis-aktivisnya, organisasi mahasiswa telah sangat gampang diatur dan dikendalikan rezim penguasa dan rezim kampus, mereka telah berdiri pada suatu posisi sebagai even organizer dan kosong ideologi. Sehingga hanya bekerja sebagaimana yang dititahkan oleh penguasa kampus atau penguasa negara. Mahasiswa harusnya menyampaikan secara tegas kepada rakyat bahwa amerika adalah bangsa biadab dan harus diusir dari negeri ini, mahasiswa harusnya menyampaikan kepada penguasa kampus bahwa dengan menyambut kedatangan duta besar amerika ke kampus kita artinya kita telah ridho terhadap segala kekejian yang telah dilakukan Amerika selama ini kepada Indonesia dan dunia. Kampus dan mahasiswa harusnya berdiri pada barisan rakyat, bukan pada barisan penjajah, menyedihkan jika saat menjadi mahasiswa saja telah menjadi boneka penjajah mau jadi apa nanti jika menjadi penguasa negara?

Jika dilihat sebagai seorang muslim maka sikap seorang muslim terhadap negara penjajah adalah tegas, sebagi musuh. Tentu ada sebagian orang yang picik akan berucap bukankah islam mengajarkan untuk menghormati tamu? Benar islam mengajarkan demikian, namun islam adalah agama realsistis bukan agama ngawang-ngawang yang tak masuk logika, oleh karena itu islam tidak menyamakan semua tamu, jika yang hendak bertamu adalah musuh Allah, jika yang hendak bertamu adalah orang yang hingga hari ini masih terus menghisap darah dan harta kaum muslimin maka haram hukumnya menerima kunjungan tersebut, apalagi menyambut dan memuliakannya. Logika sederhananya, apakah anda akan menerima orang yang hendak bertamu kerumah anda padahal orang ini adalah orang yang membunuh ibu, bapak anda? Orang yang menjarah mobil dan uang anda? Orang yang memperkosa adik-adik anda? Dan ditangannya masih berlumur darah bapak ibu anda lalu ia datang untuk bertamu dan mengajak anda bekerja sama? Jika anda masih menerimanya maka hanya ada dua kemungkinan. Pertama, Anda tidak tau bahwa ia adalah pembunuh ibu bapak anda, penjarah harta anda dan perengut kehormatan adik-adik anda. Kedua, Anda telah kehilangan akal sehat.

Bagaiamana sikap mahasiswa seharusnya? Seharusnya kita melawan dan mengusir penjajah dari tanah air ini, bukan malah bersahabat dengan mereka. Seharusnya mahasiswa melakukan edukasi kepada masyarakat akibat kerusakan yang dilakukan penjajah amerika bukan malah menyambutnya dan memuliakannya sebagai tamu. Seharusnya mahasiswa turun kejalan dan berteriak mengusir duta besar amerik dari undip dan dari Indonesia, sekiranya malulah kita menyandnag nama Diponegoro jika kita hari ini telah bersahabat dengan musuh-musuh pejuang agung Diponegoro.

Satu kata penutup untuk kedatangan dubes Amerika ke Undip,
LAWAN…!!!

26 February 2015



in my project not as picture that you see, just simple Speedometer

aGauge can you download here
my project example here
my Video Tutorial here


complate code:


using System;
using System.Collections.Generic;
using System.ComponentModel;
using System.Data;
using System.Drawing;
using System.Linq;
using System.Text;
using System.Windows.Forms;

namespace Speedometer
{
    public partial class Form1 : Form
    {
        public Form1()
        {
            InitializeComponent();
        }

        private void trackBar1_ValueChanged(object sender, EventArgs e)
        {
            aGauge1.Value = trackBar1.Value;
        }
    }
}